Saturday, January 3, 2015

First Post

Hai, blogger!
First of all HAPPY 22nd BIRTHDAY TO ME! No cake, no surprise, no hope. Bener kan kata gue. Kue yang seabreg tahun kemarin itu udah dirangkap dari 2 tahun sebelumnya plus setahun setelahnya-_- ah sudahlah. Lupakan!
Jadi ceritanya kemarin-kemarin ini gue throwback postingan-postingan gue 4 tahun terakhir (yeay! umur blog gue udah 4 tahun aja ya. udah gede. hahaha). Daan guess what I realized then?! Gue sudah menceritakan kegalauan gue setidaknya sama 3 orang dalam blog ini! Hahahaha. Lucu, ya? Yaah namanya juga galau:p
Entahlah. Sebenarnya sama yang sekarang ini bisa dibilang "pengalih perhatian" bagi gue. Karena gue nggak mau nyulitin almarhum terus dengan tangisan gue:"
Sebenarnya gue merasa jadi orang yang munafik! Di blog ini gue galauin si Jhon, tapi di tumblr gue seolah nggak bisa move on sama sekali sama almarhum:"

If you ask me to be honest, gue masih sayang sama almarhum. Sayang banget malah. Tapi mau sampai kapan gue harus nangis terus kalo lagi kangen? Malahan kalo seandainya temen KKN gue ngajak main ke tempat KKN, gue masih belum yakin bisa kuat. Jangankan sekarang, dulu waktu dia masih ada aja gue juga sempat galau tingkat dewa pas balik ke tempat KKN. Apalagi sekarang when I have to aceepted the fact that HIS GONE AND NEVER EVER BACK AGAIN:'( (kenapa malah jadi sedih-sedihan gini sih?)

Iya, gue emang belum move on dari almarhum. Bahkan sama mantan yang waktu tahun pertama pun masih bisa dibilang belum sepenuhnya move on. Kalo yang sama almarhum ini lebih tepatnya gue nggak mau move on. Yang gue lakuin cuma berbagi ruang rindu sama yang lain, karena almarhum had his own place on my heart and no one can bothered it!:')
Udah lama banget sejak terakhir gue mimpiin almarhum. How I missed him so damn much! Gue kangen banget cerita panjang sama dia, telpon-telponan, bbm-an. Terkadang gue berharap banget memori diotak gue ini bisa di-play kan di laptop, jadi gue bisa denger suara dia, nggak cuma bergema dalam otak gue.
Kalo lo nanya gimana rasanya merindukan seseorang yang wajahnya tak lagi bisa dilihat, jujur gue nggak bisa mendeskripsikannya. Terlalu complicated. Lebih complicated ketimbang lo kehilangan kucing kesayangan lo. Ngebayanginnya aja udah sakit, apalagi ngerasainnya:')
Satu hal yang benar-benar gue syukuri dari awal almarhum pergi sampai sekarang, almarhum sempat "nyuruh" gue buat belajar mandiri tanpa dia. Walaupun waktunya cuma 2 minggu, tapi cukup untuk gue nggak meninggalkan penyesalan yang dalam. Terfikir kalau aja gue keep contact sama dia sampai akhir, entahlah bakal se-terpuruk apa gue setelah dia pergi. Juga perihal almarhum yang kata temen-temen deketnya nggak pernah sedikitpun menaruh hati ke gue. Satu yang gue yakinin, dia memang berusaha buat gue benci supaya gue nggak terlalu sakit kalo dia pergi. See? I'm the lucky girl, rite? I said that he loved me by the different way. How sweet it is:')
Bukan, gue bukan cuma pengen nyenengin hati, but that's the truth, guys! Even he didnt spend his last day on this earth with me, but he had though me to be a strong woman! Gue berterimakasih banget dia udah ngelakuin itu semua buat gue. And do you wanna know what the most important thing that make me so sure kalo dia emang sayang dan pernah menjadikan gue orang yang dia rindukan? He said to me "Tenanglah sari. Semua kejadian di suayan tu nggak akan lupa deni. Mulai dari sari nggak pandai main song, sampai pandai. Sari buatkan deni kopi, sari buatkan deni mi rebus. Nggak lupa deni do. Obat yang sari kasih waktu tu aja masih ada deni simpan dalam dompet. Udah ndak berbentuk malah dia sekarang." (Look! I remembered every part of his words:')) See? How can I believe that he really never had a feeling to me even just a little? Gue yang merasakan, mereka hanya mendengarkan. Bukankah begitu? Ah, sudah setahun lebih ternyata. Dan perasaan gue masih sama!
Kemarin gue sempet baca lagi message mantannya almarhum yang waktu itu dengan susah payah ngeyakinin gue kalo almarhum emang gapernah sedikitpun punya rasa ke gue. Sempat terfikir waktu itu pengen juga ngeyakinin dia kalo gue pernah menjadi orang yang almarhum rindukan, tapi kayaknya cuma buang-buang energi. Toh orang yang diomonginpun udah nggak ada. Jadi ya gue dengan hati yang se-rendah-rendahnya cuma minta dia buat "terima" kalo gue dan alamarhum emang pernah dekat, kalo emang dia nggak bisa terima kenyataan almarhum pernah punya rasa ke gue. That's all. Finally she apologized me for what she has done dari semenjak kepergian almarhum. Tapi ternyata minta maaf nya belum ikhlas, karena ternyata dia masih ngomongin gue di twitter-_-
Sepertinya sudah cukup panjang ya cerita gue "dini hari ini". Dan jam pun sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Sepertinya kita sudahi saja sampai disini, semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah "cengeng" gue kali ini. hahaha

No comments:

Post a Comment