Wednesday, November 12, 2014

Surat Cinta untuk Ayah

Halo ayah. Ini aku, putrimu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Ku harap baik-baik saja.
Tak terasa ya, yah. Sudah hampir 22 tahun hidupmu kau abdikan untuk membesarkan seorang putri seperti ku. Tapi bahkan sedikitpun rasanya aku masih belum mampu membalas semua pengorbananmu.
Hampir 22 tahun yang lalu, dengan muka cemas tapi bahagia kau menanti kehadiranku. Begitupun aku. Aku sangat menantikan waktu itu. Waktu dimana aku ingin sekali melihat wajah lelaki yang dengan lembut membelaiku dari balik kulit yang tebal. Sentuhanmu begitu hangat dan menenangkan. Ya, aku langsung jatuh cinta saat pertama kali aku melihat mata yang berlinang airmata bahagia itu.
Kinipun begitu. Aku selalu jatuh cinta setiap ku lihat mata teduhmu itu. Hangatnya tak pernah berubah. Selama hampir 22 tahun hidupku, aku tak pernah bosan melihat manik mata itu.
Ayah,
Maafkan aku yang sudah sebesar ini masih saja menyulitkanmu, masih saja membuatmu cemas. Maafkan aku yang sudah sebesar ini masih belum bisa memberikanmu apa-apa. Aku tau, sudah masuk masanya dimana aku yang harus mengabdikan hidupku untukmu. Tapi sekali lagi, maafkan aku ayah. Aku masih belum bisa memenuhi keinginanmu yang satu itu. Tapi aku berjanji, aku berjanji akan memenuhinya.
Terimakasih, ayah. Terimakasih atas segala pengorbananmu selama ini. Terimakasih atas kasih sayang yang tak pernah usai. Terimakasih atas segala jasa yang tak dapat ku balas. Aku mencintaimu, lebih dari yang kau tahu. Hanya saja aku tak tahu bagaimana cara mengungkapnya padamu. Aku terlalu malu untuk mengakuinya. Kaulah cinta pertama yang ku punya, ayah. Bukan dia ataupun mereka. Terimakasih sudah menjadi lelaki terhebat dan terkuat, untuk ibu, untuk kakak, untuk abang, dan untukku.
Semoga Allah SWT. selalu memberikanmu kesehatan dan umur yang panjang. Agar aku bisa bersamamu untuk waktu yang lama:)

No comments:

Post a Comment