Hai blogeers!
Today I just finished read this book! Setelah
beberapa hari yang lalu ketemu langsung plus dapat tandatangan dari penulisnya.
(Hari gini baru kelar baca Ranah 3 Warna? Udah jamannya Rantau 1 Muara kaleee).
Gue sadar gue emang udah telat banget baca ini buku, tapi setidaknya gue
ngebacanya “at the right time”! why I said like that? Yah karena buku ini
menceritakan disaat Uda Fuad (rd: the writer of this book)kehilangan seseorang
yang begitu berarti baginya, his Dad. Just like me, yang baru aja kehilangan
seseorang yang berarti dihidup gue. Dari sini, gue belajar banyak. Gue belajar
“ilmu ikhlas” (yang dulu juga diajarin oleh seseorang yang sudah ‘pulang’ itu),
gue belajar gimana caranya struggle dalam kondisi seperti itu, gue belajar gimana
caranya keep move walau tanpa seseorang itu. Dan yang paling penting adalah gue
belajar gimana caranya supaya kita bisa ngedapetin apa yang kita mau, dengan
dua mantra yang udah tenar dari buku pertamanya – Negri 5 Menara – man jadda wajada dan man shabara zhafira. Yang artinya: siapa
yang bersungguh – sungguh akan berhasil dan siapa yang bersabar akan beruntung.
Sebenarnya dua mantra hebat ini juga gue dapat sewaktu gue di pondok dulu, tapi
gue baru benar – benar memaknai kedua mantra ini setelah gue membaca 2 dari 3
buku karangan Uda Fuad ini. At least, inti dari buku ini adalah: tidak ada hal
yang tidak mungkin jika kita bersungguh – sungguh dan mau bersabar. D’accord??
<< ceritanya mengaplikasikan sepenggal kata dari bahasa prancis which I
got from this book. Dan artinya ‘setuju’:p
Ada sepotong kalimat yang gue temuin diakhir
– akhir kisah, yang cukup menampar gue:
"Man jadda wajada saja tidak cukup, karena jarak
antara jadda(kesungguhan) dan wajada (memperoleh hasil) tidak pernah kita
ketahui. Kadang satu detik, kadang berpuluh tahun. Untuk itulah diperlukan
mantra kedua, Man shabara zhafira (siapa yang bersabar akan beruntung)"
Jujur, setiap gue baca kisah yang dituliskan
oleh Uda Fuad dalam buku ke-2 nya ini, berhasil membuat seluruh bulu roma gue
berdiri, memperbesar setiap pori yang ada ditubuh gue (ah lebay!). hahahha gue
jujur, men! Disetiap Alif (tokoh utama cerita) akhirnya mendapatkan apa yang
dia mau, gue selalu merinding! Why? Karena banyak rintangan yang ia hadapi demi
mewujudkan mimpi – mimpinya itu. Dan setiap rintangan itu ia lewati dengan
sabar dan percaya. Walaupun ia juga pernah berada diposisi terpuruk bahkan
hampir menyerah. Dan yang paling penting adalah buku ini semacam kisah perjalan
hidup Uda Fuad, yang artinya kejadian yang tertulis di buku ini terinspirasi
dari kisah NYATA! Bukan berarti ini buku non fiksi, tapi setiap cerita yang
tertulis emang berdasarkan pengalaman dan kisah hidup Uda Fuad sendiri. Gue
benar – benar salut!
Hemm, kalo ada yang bertanya “which do u like
better, the first book or the second?”, and I’ll answer “the second”.
Sebenarnya, kedua buku ini bagus banget dan inspiratif. Jika gue diminta untuk
ngebandingin kedua buku ini, maka seperti ini kira – kira:
- Buku yang pertama – Negri 5 Menara – mengajari kita bagaimana caranya bertahan, mengikhlaskan, serta menerima segala sesuatu yang diluar kemauan kita.
- Sedangkan buku yang ke-2 – Ranah 3 Warna – selain mengajari cara bertahan dan ikhlas, buku ini juga mengajari kita bahwa memang tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau bersungguh – sungguh. Dan juga mengajari kita untuk tidak gampang menyerah dengan sebuah ‘kegagalan’.
That’s what I think about this book. What
about you? J
Bersiap untuk baca buku yang terakhir, Rantau
1 Muara xD
‘tinggalkan negrimu dan merantaulah ke negri
orang. Merantaulah, maka kau akan dapat pengganti kerabat dan kawan
#ranah3warna’squote’
Note: buku pertama Negri 5 Menara udah
diterjemahin ke dalam bahasa Inggris, lho!
No comments:
Post a Comment