Saturday, October 12, 2013

Hilang

Hei, bloggers!
Hilang? Ada apa dengan judul postingan gue kali ini? Apa gue kehilangan sesuatu? Tidak. Lebih tepatnya gue kehilangan seseorang:’)
Sebelum gue bahas lebih jauh tentang judul postingan gue, menurut lo kehilangan itu seperti apa sih?? Seseorang yang kita sayang ninggalin kita dan kemudian dia pergi sama cewek lain. Yah, mungkin lebih kurang seperti itu. Awalnya gue juga mikir seperti itu, disaat orang yang kita sayang pergi sama cewek lain, itu berarti kita yang ditinggalin akan merasakan sebuah “kehilangan” padahal kita masih bisa melihatnya walaupun sama cewek lain. Tapi, semenjak 2 minggu yang lalu, presepsi itu berubah seketika. Disaat orang yang lo sayang pergi ninggalin lo dan jalan bareng cewek lain, yang lo rasain bukan “kehilangan”, karna lo masih bisa melihatnya. Atau setidaknya berharap untuk bisa ngeliat dia. Cuma posisinya aja sedikit berubah, posisinya dia bukan sama lo lagi. Tapi setidaknya lo masih bisa berharap buat ketemu walaupun cuma sekedar papasan atau ngeliat dari jauh. Dia hanya pergi sementara. Jika dia memang jodoh lo, dia pasti balik kok. Tulang rusuk itu nggak ada yang tertukar insyaAllah. Kalo ngelapor barang hilang ke polisi aja kalo belum 2 x 24 jam masih belum bisa dinyatain hilang << gue juga gangerti kenapa gue nulis ini--a
Jadi, seperti apa kehilangan itu sebenarnya? 

"Kehilangan itu adalah disaat kau benar – benar tak bisa melihat orang yang kau sayang walau di belahan dunia manapun." 
Lo ngerti kan maksud gue? Yah, kehilangan yang sebenarnya itu adalah disaat lo dan orang yang lo sayang itu berada di alam yang berbeda. Lo ga bakal bisa ketemu dia lagi, jangankan ketemu, lo bahkan ga punya harapan buat bisa sekedar melhat bayangannya. Sedih banget ya kata – kata gue? Atau gue malah terlihat menyedihkan? Entahlah. Itu hak lo buat memberikan penilaian. Yang gue tahu, gue cuma nulis apa yang gue rasa. Rasa yang sebenarnya gue sendiri sulit untuk mendeskripsikannya.
Sewaktu pertama kali gue mendapat kabar bahwa orang yang selama ini gue sayang “pulang” mendahului gue, gue sempat bertanya – tanya, akan seperti apa gue ke depannya? Akankan gue berubah menjadi makhluk pendiam dan selalu terlihat terpukul? Atau mungkin bahkan gue terlihat seperti orang gila yang gamau melakukan apa – apa selain menangis meratapi kepergiannya? Dan sekarang, jawabannya TIDAK untuk kedua kemungkinan itu. Gue masih bisa hidup normal seperti sebelum gue kehilangan dia, walaupun nggak se-normal biasanya. Karena sekarang gue punya dua kebiasaan baru: sebelum tidur gue berdoa agar dipertemukan dengannya di dalam mimpi dan bangun tidur gue berusaha buat ngingat mimpi gue apakah dia datang atau tidak. Biasanya gue ga terlalu perduli dengan apa yang gue mimpiin, tapi semenjak dia pergi gue selalu berusaha buat ngingat mimpi gue:’)
Gue bisa seperti ini karena gue berada dilingkungan yang hanya gue yang merasakan kehilangan atas dirinya. Maksudnya, dia bukan orang yang selalu berada disekitaran gue. Dia cuma orang yang selalu berada disekitaran otak dan hati gue. Gue gatau apakah gue masih bisa sekuat sekarang ini kalo dia adalah orang yang selalu ada disekitaran gue. Seperti yang dirasakan oleh keluarga, sahabat, bahkan teman satu kelasnya mungkin. Karena hampir disetiap sudut yang mereka lihat, mereka punya kenangan sendiri bersama dia. Gue bersyukur, kenangan gue bersama dia berada jauh sekali dari tempat gue sekarang. Bersyukur dia nggak berniat untuk membuat sebuah kenangan baru antara gue dan dia di tempat gue sekarang. Walaupun kata – kata pedas yang gue dapat cukup menampar, tapi semuanya ada hikmahnya, kan? Ya hikmahnya gue nggak terlalu sulit untuk mengikhlaskan dia pulang ke ‘rumah’. Gue yakin dia sayang sama gue dengan cara yang lain. Disaat dia menghabiskan saat – saat terakhirnya bersama wanita yang selama ini dia sayang, dia memberikan gue waktu untuk hidup mandiri tanpa dia. Dan disaat gue hampir berhasil, dia pergi. Terpukul, pasti, tapi gue berterimakasih karena dia udah memberikan gue waktu untuk lebih tegar menghadapi ini semua. Gue sempat berfikir ini nggak adil. Kenapa? Karena jangankan menghabiskan waktu sama gue, pamitpun nggak. Gue juga sempat nyesal udah nggak ada ngubungin dia 2 minggu terakhir sebelum dia pergi. Tapi siapa yang tahu akhirnya akan seperti ini? Kalau gue bilang sama Allah gue nyesel udah diemin dia selama 2 minggu itu, dia bisa hidup lagi? Nggak, kan? Allah itu Maha Adil, guys. Sekali lagi semua yang udah terjadi ada hikmahnya:’)
Buat lo, wanita yang selalu dia sayang bahkan setahun setelah kalian putus, lo adalah wanita beruntung. Bahkan dia selalu membuat gue cemburu sama lo. Disaat gue dan dia masih dekat, juga disaat dia mutusin buat jauhin gue, dia selalu cerita tentang lo ke gue. Dia cerita gimana dia perjuangin lo, dia cerita gimana dia sayang sama lo, dia cerita kenapa dia sama lo akhirnya putus, dia cerita semuanya.  Bahkan dalam mimpi gue pun dia bilang kalo dia benar – benar mencintai lo. Dan lo seneng, kan? Sedangkan gue? Berusaha menekan rasa sakit disetiap dia cerita tentang lo. Setelah tahu semua ini, mungkin lo makin menganggap bahwa gue yang terlalu berharap sama dia, kan? Lo salah besar. Gue nggak bakal kayak gini kalo bukan karna dia yang buat gue seperti ini. Lo dan gue sama – sama wanita, jadi menurut lo, disaat lo suka sama cowok dan cowok itu ngerespon lo bahkan dia ngerespon lebih dari seorang teman, bagaimana perasaan lo? Gue udah pernah berusaha buat buang perasaan gue ke dia, gue udah pernah berfikir untuk berhenti, tapi lo tau apa yang terjadi kemudian? Dia yang mendekat ke gue. Jadi, gue sebagai seorang wanita yang menyukainya bisa apa? Bahkan dia ngenalin gue ke temen deketnya dan bahkan ayahnya! Menurut lo, bagaimana perasaan lo kalo berada diposisi gue? Dan sekarang lo bilang dia sama sekali nggak pernah punya perasaan apa – apa ke gue. Tau apa lo tentang perasaan dia? Satu hal yang perlu lo sadari, gue dan lo sama – sama wanita yang menyayanginya sebagai seorang “pria”, bukan teman ataupun sahabat. Jadi gue ngerti perasaan lo gimana, gue ngerti rasa kehilangan lo seperti apa. Karena gue juga ngerasain hal yang sama. Walaupun nggak sepenuhnya sama, tapi setidaknya lo juga bisa ngerti gimana perasaan gue. Gue juga sama kehilangannya. Dan berhentilah lo hidup dalam penyesalan yang mendalam, itu cuma bakal buat lo menderita. Yang perlu lo lakuin sekarang, jangan pernah lupa buat selalu kirimin doa buat dia. Dia juga nggak pengen ngeliat lo terpuruk kayak gini:’)
Buat lo, lelaki yang selalu dia banggakan sebagai “kawan kandung” yang udah menemaninya selama 7 tahun, lo juga pria yang beruntung. Dia juga selalu cerita tentang lo ke gue. Gue tahu lo kehilangan dia banget, tapi apa lo perlu ngelakuin apa yang lo lakuin ke gue sekarang? Gue salah apa sama lo? Bahkan gue terlihat menjijikkan dimata lo. Padahal lo adalah kawan yang begitu ia banggakan. Lo harus tau, seberapa lama waktu yang lo habisin sama dia, nggak bakalan bisa dijadikan tolak ukur buat lo ngerti perasaan dia:’)
Guys, gue tahu gue bukan cewek pertama yang ngalamin hal seperti ini. Buat lo yang lagi ngerasain hal yang sama atau mungkin yang juga suatu saat ngerasain hal yang serupa, lo perlu ingat satu hal: seberapa besarpun rasa kehilangan yang kita rasain ga sebanding dengan rasa kehilangan yang dirasain oleh orangtua nya. Yah, itu pesan dari ayah almarhum ke gue. Jadi, lo jangan pernah ngerasa bahwa lo lah orang yang paling kehilangan. Masih ada orangtua yang seumur hidup selalu bersama dia. Gue kemarin ngeliat orangtuanya tegar banget, walaupun mata mereka nggak bisa nipu. Darisana gue belajar, gue harus bisa lebih kuat dari mereka, bahkan harus bisa menjadi orang yang menguatkan mereka:’)
Lo nggak perlu takut, seseorang yang ‘pulang’ diusia muda berarti sangat disayang Allah. Betapa tidak? Allah nggak ngebiarin malaikat atid menambah catatannya, makanya Allah nyuruh mereka pulang diusia yang masih begitu muda. Mereka adalah orang – orang yang beruntung. Jadi, hal yang bisa lo lakuin sekarang adalah selalu berdoa untuknya. Berdoa untuk kebaikannya di rumah nya yang baru. Disaat lo merasa rindu, gue nggak akan bilang “jangan nangis”, tapi gue cuma mau bilang, “menangislah dalam untaian doa”. Kata orang, kalo kita nangisin orang yang udah ‘pulang’ akan menyulitkan dia di sana. Entahlah. Tapi yang namanya kehilangan seseorang yang pernah berarti dihidup kita bukanlah hal yang sepele. Mungkin gue akan tetap menangis sesekali disaat gue benar – benar merindukan dia, tapi sebisa mungkin gue tahan, demi dia. Bahkan sampai sekarangpun hati gue masih kacau. Tapi gue janji, gue bakal terus hidup dan sukses untuk dia dan kedua orangtua gue. Karena dia pernah bilang ke gue, “kuliah aja yang bener dulu. Ntar pasti banyak yang nyariin.” Yah, gue akan ngelakuinnya. Terimakasih atas semua pembelajaran yang lo kasih ke gue:’)

Panjang banget, ya? Hahaha. Nggak sadar gue udah curhat sepanjang ini. Semoga lo ga bosan ya baca curhatan gue yang masih seputar itu – itu aja. Karena hanya dengan menulis, sedikit rasa mengganjal ini bisa berkurang.

note: bersyukurlah dengan apa yang kau punya sekarang, jangan sampai kau menyesalinya disaat ia "hilang" nanti

2 comments: